Senin, 02 November 2015

Curug Kembar Baladewa - Kesegaran yang Tersembunyi di Banyubiru


Hasil bergalau-galau ria menghasilkan pengalaman yang tiada duanya.
Iya, setelah beberapa hari bingung mengagendakan weekend dimana, akhirnya hari Minggu (1/11/2015) sampailah kami berempat di Banyubiru setelah menempuh perjalanan Semarang – Bergas untuk menengok Candi Ngempon.

Acara dadakan ini sesungguhnya diluar nalar kami karena setelah saya nyeletuk “di sekitar Ambarawa ada curug, mau ke sana?” dan dijawab antusias “ayo” oleh ketiga teman. Hanya berbekal lokasi di desa Wirogomo, kecamatan Banyubiru, kabupaten Semarang. Tanpa terlebih dahulu mengetahui rute pasti dan medan seperti apa yang akan ditempuh.

Gapura masuk Ds. Jambon

Namanya Curug / Air terjun Kembar Baladewa. Tempat ini masuk dalam kawasan wisata Argo Kelir. Jika dari Semarang, arahkan kendaraan menuju Bukit Cinta Rawa Pening. Sampai di pertigaan Jl. Wijayakusuma, ambil arah lurus ke selatan hingga sampai di Jl. Blimbing Kuring (kalau ke timur / belok kiri menuju Bukit Cinta Rawa Pening). Nah dari sini, perhatikan gang di kanan jalan, petunjuk arah ke desa Wirogomo sudah terpasang. Jalanan yang datar makin lama makin menanjak dan terus menanjak. Kabar baiknya, sudah beraspal mulus. Pemandangan yang terlihat di sekelilingnya pun sangat indah, seperti hamparan Rawa Pening yang terlihat dari kejauhan dan rimbunnya puncak bukit. Setelah sampai di desa Wirogomo, di sisi kiri jalan akan ada petunjuk menuju Curug Kembar Baladewa. (Jujur, saya sempat was-was kalau-kalau tersasar di tempat antah berantah)



Setelah sampai di gapura menuju Curug Kembar Baladewa, kami memarkirkan motor di dekat beberapa motor lain (mungkin pengunjung curug juga). Setelah dirasa aman, kami memulai trekking berjalan kaki menuju tempat dimana curug itu berada. Beberapa kali kami bertanya pada warga sekitar yang sedang beraktifitas karena benar-benar buta tempat, banyak persimpangan, dan tidak ada petunjuk arah sama sekali.


Beberapa keindahan yang jangan pernah kamu lewatkan begitu saja jika berkunjung ke Curug Kembar Baladewa ini yaitu rimbunnya hutan, hijaunya persawahan, dan berjajar tanaman kubis. Seger banget rasanya…



Setelah melewati jalan setapak, saluran irigasi, jalan setapak, menyeberang sungai, blusukan hutan, akhirnya curug itu sudah terlihat dari kejauhan. Perjalanan masih panjang, beberapa tanjakan yang harus dilalui sudah menunggumu di depan sana. Semangaaat! Curug Kembar Baladewa menantimu dengan kesegaran yang selalu ditawarkannya.





Penasaran kenapa dinamankan curug kembar?
Karena ada 2 buah curug yang berdekatan, kira-kira hanya berjarak 100 meteran lah tapi jalan menuju ke sananya yang nggak kira-kira.

Bukan, bukan ini curugnya :D

Kelihatan, nggak?

Curug Kembar Baladewa yang pertama memiliki ketinggian sekitar 50 meter dengan debit air yang lumayan deras. Untuk curug yang kedua sekitar 70 meter dengan debit air yang tidak terlalu deras jika dibandingkan dengan yang pertama.

Nah, ini dia curugnya...

Buat perbandingan aja :D




Saya yang penasaran dengan curug kedua, memulai mendaki terbing yang lumayan terjal hanya dengan bantuan undakan buatan dari batu. Di pertengahan jalan, teman-teman yang lain nggak bersedia ikut. Yaudahlah, cuma jepret dari kejauhan lalu turun lagi mengabadikan momen bersama curug pertama.

Kembarannya...

Waktunya mau pulang, ada satu temen yang penasaran juga sama curug kedua. “Yaelah bro, kenapa nggak dari tadi?” Eh tapi kata dia di dekat curug kedua ada sesajennya. Aku sih belum lihat dengan mata kepalaku sendiri.

Akhir kata, kami pulang tentu dengan perasaan senang. Nggak sia-sia ke curug kalau airnya deras gini. Nggak kayak waktu aku ke Jurug Gede.

Rawa Pening yang terlihat samar-samar

1 komentar:

Terima kasih dan selamat datang kembali :)